Fai

Friday, March 19, 2010

Hukuman Adalah Anugerah


Kupikir lagi pertanyaanmu waktu itu ...

Lagi2 kau datang disaat aku ` membencimu` ...

Ketikaku mulai menghapus airmataku saat itu, aku sudah tak mungkin mengingatmu lagi. Bahkan aku telah menganggapmu seperti air hujan yang telah kering dihirup bumi ...
Kini kau datang dari sosok yang berbeda , Kuperhatikan dirimu saat ini . Apa yang ingin kau lakukan ??

Apakah engkau ingin menghiburku ??

Atau hanya datang dan menertawakanku ....

Kau mulai mendekatiku,
Akupun tak pandai merasakan detak jantungmu ketika kau memanggil namaku ....

Sepertiny Kau kehilangan teman spesialmu ini ...
Kau terlalu lama meninggalkanku... Aku bingung ketika kau mengusik lagi kehidupanku ...
Aku telah mengikrarkan sebuah komitmen ...

"AKU TAKKAN MENERIMA SIAPAPUN LAGI DALAM HIDUPKU !!!!"

Aku mrasakan sesuatu yang bermetamorfofis dari diriku ... Aku mulai terbiasa dengan prinsipku ...
Kulihat matamu memancarkan pengharapan. Tapi saat itu aku bodoh , AKU BODOH !! kenapa aku tak menyadari bahwa kau masih MENCINTAIKU !!!"

Andai saja saat itu ku tahu, engkau mengharapku kembali... mungkin.. kenyataan ini takkan terjadi..
Hari- Hari kulalui denganmu... Bukan lagi sebagai kekasih .... Tetapi seorang teman biasa ....

Aku tak sadar dirimu kecewa ... Bahkan aku tak sadar saat ini aku berubah ....
***

Hari itu kau datang menghampiriku, dan berkata :
" Apa mungkin cintamu sudah berpaling ?? "

Aku terenyak seketika. Aku tak dapat memungkiri perasaanku , Aku masih mencintaimu ...
Tapi rasa itu kini hanya 1/ 100 dari hatiku .... Dan perasaan itu meyakinkanku bahwa aku bukan mencintaimu . melainkan kasihan padamu ...

" Haruskah aku jujur padamu ??" Tanya ku lirih

" Seandainya kau mengatakan `iya` aku yakin itu bukan hatimu, melainkan harga dirimu yang menghasut mulutmu " Ujarnya penuh makna.

Aku luluh dengan ucapannya.
"Kau memang cerdas, tampaknya aku harus jujur terhadapmu. Kuakui aku tak pernah berpaling pada siapapun, selain kau. Tapi, semenjak kau mengkhianati dan menginginkanku kembali, cintaku pudar dan aku menganggapmu layaknya kakakku. kakak yang suka mempermainkan adiknya. Kau brengsek"

Ia terdiam, sepertinya ia belum meyakini jawabanku seutuhnya. Ia meraih kedua tanganku, tapi aku menepisnya ...
Lagi2 aku berdusta, dustaku kini keterlaluan. aku tak memikirkan masa depanku.Aku terlalu peduli dengan harga diriku. Aku menyesal saat ini. mengapa saat itu aku tak menggubris semua ucapanmu ....
***

Sampai saat ini Kau tetap mendekatiku, tapi, tampaknya kini kau mulai menerima bahwa aku tidak mencintaimu. Meski itu semua dustaku ...

Sahabatku kini mengenalmu, ikut berteman denganmu, mulai bercanda dengan kita, ia bahkan lupa kalau kau adalah cinta pertamaku.

Cinta merubah semuanya, aku merasakan apa yang dirasakan sahabatku ...
"Dia mencintaimu" tuturku padanya saat itu. Ia hanya diam. Mungkin dia sudah merasakan hal yang sama. Tapi sangkaku terbantahkan.

"Kau lupa Aku ??" tanyanya membuatku terheran

"Aku masih terus mencintaimu, tak ada yang bisa menggantikanmu dihatiku. Sahabatmu sekalipun. Jika aku menerimanya, sama saja aku mengingkari janjiku padamu"

Aku kembali teringat pada saat pertama kali dia menyatakan perasaannya padaku. Ia begitu tulus, bahkan ketulusan itu membuatku menitihkan air mata yang kini tergenang kembali ketika ia menyebut lagi janji itu.

" Aku akan selalu menunggumu, meski kau tetap bersikeras menolakku." Tuturnya datar
***

Sahabatku kini telah terbuka padaku mengenai perasaannya. ternyata aku benar, dia mencintaimu. Entah mengapa aku cemburu...

Cemburuku bukan karena kau dicintai oleh sahabatku sendiri.
Melainkan aku cemburu padamu karena dapat merebut hatinya dariku.
AKU CEMBURU !!! AKU `MENCINTAI` SAHABAT KU !!!

Tuhan !!! apa yang aku katakan !!! Aku tak mungkin mencintai sahabatku ... Dia seorang wanita! dan aku juga demikian ...

Aku menangis ,,, KENAPA AKU MENANGIIIIISSSS !!!!!!!
Aku benci diriku!! Aku bodoh!!! Aku telah membiarkan perasaanku yang liar untuk menyukai sahabatku sendiri.

Seandainya aku dapat melunakkan hatiku dan mengiyakan perasaanku ketika kau kembali menyatakan perasaanmu tanpa perlu berdusta demi harga diri ...

"Aku bodoh"

Aku terlau dekat dengan sahabatku, lebih dekat daripada `mantan` kekasihku sendiri. Sampai2 ia menebar benih cinta yang seharusnya tidak PANTAS aku rasakan saat ini !!!

" Aku Lesbi " Ujarku dalam hati dengan isakan tangisku yang memilukan.

Anugerah apa yang engkau berikan padaku, Tuhan ?
Apa kau memberiku hukuman ?
Atas apa yang aku perbuat terhadap orang yang tulus mencintaiku ?

Aku sudah terlambat untuk menarik ucapanku terhadapmu ... Aku sudah tak mencintaimu lagi... Aku mencintai seorang wanita, sayang !!!!
***

Gadis itu kini diselimuti kegalauan yang menyakitkan.
Ia terus menangisi hal itu...
memikirkan seorang pria adalah hal yang sulit baginya...
Bulan hanya diam membisu, Bintang hanya kaku menatapnya...

Di Sudut lain Mantan kekasihnya itu berkata
" Aku sudah mengetahui jati dirimu sejak aku dekat dengan sahabatmu. Aku tak pernah menyesal karena mencintaimu... Aku akan merubah hukuman Tuhan menjadi Anugerah untukmu ,,,, Aku harap kau ingin kembali padaku. Mungkin Tuhan mengirimkan aku untuk menemanimu"

Dia terdiam menatapnya .... Diaberusaha tidak memikirkan sahabatnya dan menerima tawaran pria itu dengan isakan tangisanku yang tak dapat terbendungkan lagi ....

" Aku memang munafik " Tuturnya.
" Apapun kau dan Siapapun engkau..... Aku pasti membahagiakanmu dengan segenap cintaku yang tetap abadi selamanya " Sanggahnya pasti ...
***

Aku Bahagia karena masih ada orang yang tulus mencintaiku meski kegalauan hatiku juga disebabkan olehnya ....
Aku mencintaimu...
Dan akan kucoba mencintaimu .... Selamanya....



Cerpen ini buat temenku yang kecewa karena orang yang Ia sayangi adalah seorang `Gay` ....
Thank`s bagi yang udah sudi membacanya .... :)


No comments:

Post a Comment